Ironi Jakarta Timur: Warga Mulai Terbiasa Beraktivitas di Tengah Bencana Banjir

Jakarta Timur – Fenomena memprihatinkan terlihat di sejumlah wilayah Jakarta Timur pasca terjadinya bencana banjir yang melanda beberapa hari terakhir. Alih-alih mengungsi atau menunggu bantuan, sebagian warga justru terlihat mulai beradaptasi dan tetap beraktivitas di tengah genangan air. Kondisi ini menunjukkan bahwa bencana banjir seolah telah menjadi bagian dari rutinitas hidup sebagian masyarakat ibu kota.

Pantauan di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu pagi (30/4/2025), menunjukkan bahwa meskipun air masih menggenangi jalanan dan permukiman dengan ketinggian bervariasi antara 30 hingga 70 sentimeter, aktivitas warga tetap berjalan. Anak-anak terlihat bermain air, para pedagang tetap berjualan dengan lapak seadanya di tepi jalan yang tergenang, dan sebagian warga lainnya tampak menggunakan perahu karet atau ban bekas untuk beraktivitas sehari-hari. Bencana banjir yang seharusnya melumpuhkan aktivitas, justru dihadapi dengan ketahanan yang bercampur kepasrahan.

Menurut keterangan salah seorang warga Cipinang Melayu, Ibu Siti (48), banjir memang sudah sering terjadi di wilayah mereka, terutama saat musim hujan tiba. “Mau bagaimana lagi, Mas? Sudah biasa begini. Kalau menunggu surut, bisa lama. Jadi, ya, sebisa mungkin tetap beraktivitas. Yang penting anak-anak tetap bisa makan,” ujarnya sambil menjaga dagangan gorengannya yang diletakkan di atas meja yang ditinggikan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bapak Isnawa Adji, melalui keterangan tertulis pada hari yang sama, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menangani dampak bencana banjir di Jakarta Timur dan wilayah lainnya. “Kami terus melakukan penyedotan air, menyalurkan bantuan logistik, dan mendirikan posko-posko pengungsian. Namun, kami juga mengimbau warga untuk tetap mengutamakan keselamatan dan bersedia dievakuasi jika kondisi semakin memburuk,” jelas Bapak Isnawa Adji.

Data dari BPBD DKI Jakarta per hari Rabu (30/4/2025) pukul 09.00 WIB mencatat bahwa terdapat 12 titik genangan di wilayah Jakarta Timur dengan ketinggian bervariasi. Meskipun demikian, jumlah pengungsi terpantau relatif sedikit, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing meskipun terendam banjir.

Fenomena warga yang terbiasa beraktivitas di tengah bencana banjir ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Selain upaya penanggulangan banjir, edukasi dan kesadaran akan risiko kesehatan dan keselamatan di tengah banjir juga perlu ditingkatkan. Diharapkan, solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta Timur dapat segera ditemukan agar warga tidak terus menerus hidup dalam kondisi yang rawan dan tidak nyaman akibat banjir.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org